Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hakikat Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati”. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”.

Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambugan itu adalah sebagai berikut:
a. Sistematis
Perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contoh: seperti kemampuan berjalan anak seiring dengan matangnya otot-otot kaki.
b. Progresif
Perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas) baik secara kualitatif (fisik) maupun kuantitatif (psikis). Contoh: perubahan proporsi dan ukuran fisik anak (dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi besar).
c. Berkesinambungan
Perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Contoh: untuk dapat berjalan anak harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu kemampuan duduk dan merangkak.

Perkembangan pada anak tidak berlangsung secara mekanis otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:
a. Faktor hereditas (sejak lahir, bawaan)
b. Faktor lingkungan yang menguntungkan, atau merugikan
c. Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis, dan
d. Aktifitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan selektif, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan yang tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.

Perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Ia dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan kohern “Progresif” menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing menuju maju dan bukan mundur. “Teratur” dan “Kohern” menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang akan mengikutinya.

Jadi perkembangan anak adalah perkembangan yang dialami oleh anak-anak secara continue, yang mana lama-kelamaan anak akan mengalami kemajuan. Menurut Ch. Buhler perkembangan anak pada masa kedua adalah usia 2-4 tahun yang mana keadaan dunia luar semakin dikuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa, dan pertumbuhan kemauannya. Dunia luar dilihat dan dinilainya menurut keadaan dan sifat batinnya. Semua binatang dan benda mati disamakan dirinya. Dan bila anak berusia 3 tahun ia akan mengalami krisis pertama.

Prinsip-Prinsip Perkembangan
a. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process).
Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua.
b. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, intelegensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif di antara aspek tersebut. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasannya kurang berkembang dan mengalami kelabilan emosional.
c. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat berjalan, seorang anak harus dapat berdiri dan berjalan terlebih dahulu yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari atau meloncat.
d. Perkembangan terjadi pada tempo yang belainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya a) otak mencapai bentuk ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun; b) tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa remaja; dan c) imajinasi kreatif berkembang mencapai puncaknya pada masa remaja.
e. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: a) Sampai usia dua tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, mengusai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara, b) pada usia tiga tahun sampai enam tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain).
f. Setiap individu yang normal akan mengalami tahap atau fase perkembangan
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang setiap individu akan mengalami fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua.

Rujukan:
1. Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya, 2004. Hal 15-17.
2. Kartono, kartini, Psikologi Anak, Bandung: P.T Mandar Maju, 1995. Hal 124.
3. Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya, 1992, Hal 13.
4. Elizabert, Perkembangan Anak Jilid I, Jakarta: P.T Erlangga, 1991, Hal 23.


Dipublikasikan Oleh:
M. Asrori Ardiansyah, M.Pd
Pendidik di Malang


Sumber: www.kabar-pendidikan.blogspot.com, www.kmp-malang.com
www.arminaperdana.blogspot.com,

Post a Comment for "Hakikat Perkembangan Anak"